top of page
Writer's picturesexcretid

Beberapa Kesalahan Dalam Mengedukasi Seks Terhadap Anak



1. Hanya dijelaskan di sekolah.

Untuk hal sepenting pendidikan seks, yang diberi tanggung jawab cuma sekolah. Padahal tidak semua sekolah memiliki program tersebut dan kalaupun iya, belum tentu efektif. Tidak ada pendidikan seks di kalangan komunitas, sekitar tempat tinggal ataupun organisasi kepemudaan.


2. Orangtua jarang mau ikut campur.

Seks masih dianggap sangat tabu sehingga orangtua di rumahpun enggan membahas. Paling-paling mereka cuma curiga dan melarang anaknya untuk berhubungan seks sebelum nikah. Tapi mereka tidak pernah mengajak anak-anaknya bicara secara gamblang tentang seks, padahal pembahasan tersebut justru paling penting datang dari keluarga.


3. Terlalu fokus ke masalah fungsi organ reproduksi.

Pernahkah kamu mendapat pelajaran tentang seks di sekolah? Pasti penjelasannya hanya seputar bagaimana sperma berasal, pembuahan sel telur dan bagaimana bayi terbentuk. Itu saja. Tidak ada penjelasan kenapa hamil di bawah umur itu berbahaya, kenapa selagi masih muda seharusnya fokus sekolah dulu.



4. Isinya hanya tentang keperawanan, dosa dan stigma.

Seringkali ketika berbicara tentang hubungan seks yang terlalu dini, akibat yang dibahas hanyalah konsekuensi secara agama, yaitu dosa. Kemudian selain itu, siswa akan ditakut-takuti dengan stigma masyarakat. "Siapa yang mau dengan perempuan yang sudah ternodai?" atau "Masa depan seorang perempuan pasti buruk kalau sudah tidak perawan". Tapi tidak ada yang membahas bahwa seks sebelum nikah dan terlalu dini dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Aborsi itu ilegal di Indonesia, sehingga banyak perempuan akhirnya terpaksa melahirkan anak dengan kondisi belum cukup umur. Masa depan jadi suram kalau punya anak sebelum waktunya.


5. Memblokir masalah tapi tidak memecahkan masalah.

Pornografi diblokir. Semua situs berbahaya diberi tanda Internet Positif. Tapi siswa tidak diajarkan bahwa dengan menutup dan memblokir ini itu, tidak merubah kenyataan bahwa napsu tersebut tetap ada. Jadi masalahnya belum hilang kan? useless, right?


6. Cuma fokus pada pencegahan.

Ketika semua siswa diberikan pengetahuan tentang seks, si pembicara bakal berasumsi bahwa semua siswa belum pernah berhubungan intim sebelumnya. Jadinya semua informasi yang diberikan fokus kepada pencegahan hubungan seks di luar nikah. Tidak satupun pihak pembicara mengantisipasi bahwa mungkin saja ada remaja yang sudah melakukan hubungan seks, atau malah sedang hamil, dan mereka tidak tahu harus bicara ke siapa.

5 views0 comments

Comments


bottom of page