Helloow good readers! Artikel kali ini, kita akan ngebahas, gimana sih pendidikan seks kepada anak!
Marak terjadi kasus kekerasan seksual terhadap anak, dewasa ini memunculkan pemikiran perlunya pendidikan seks ditanamkan sejak usia dini. Banyak ahli menilai bahwa pendidikan seks yang baik dan benar, sedikitnya dapat mengatasi atau mengurangi kejahatan seks terhadap anak, karena anak sudah memiliki bekal untuk menghadapinya.
Agar penyampaian pendidikan seks dapat berjalan dengan baik, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah perubahan pola pikir, khususnya para orangtua. Seks tidak lagi dianggap sebagai tabu. Dengan perubahan ini, orangtua akan lebih nyaman menyampaikan segala sesuatu terkait dengan seks, dengan kata yang sederhana dan mudah dipahami anak.
Pendidikan seks untuk anak-anak mempunyai fungsi yang bertujuan membangun kesadaran anak akan tubuhnya. Pemahaman akan tubuh di sini tidak hanya sebatas organ seksualitas saja, melainkan tubuh secara keseluruhan. Anak diajak untuk menjaga, menghargai dan menghormati tubuh mereka sendiri, sebelum menuntut orang lain menghargainya.
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk disampaikan kepada anak:
1. Tidak Merusak Tubuh
Hal-hal yang dapat merusak tubuh adalah seperti merokok, narkoba, implan, dll. Orangtua perlu menjelaskan bahaya-bahaya merokok, narkoba, implan bagi tubuhnya. Dengan penjelasan ini, akan terbangun kesadaran anak untuk menjaga tubuhnya sendiri.
2. Tidak Mencemarkan Tubuh
Hal-hal yang dapat dikategorikan mencemarkan tubuh adalah seperti foto-foto telanjang, narsisme dan eksibisionisme. Jadi, kepada anak perlu juga dijelaskan soal pornografi yang ada di media sosial. Dengan penjelasan ini akan terbangun kesadaran anak untuk tidak “telanjang di depan kamera”. Hal ini bertujuan supaya anak tidak mudah memberikan tubuhnya kepada orang lain.
3. Merawat Tubuh
Di sini lebih pada soal kesehatan organ seks. Kepada anak dijelaskan bahwa yang pertama sekali bertanggung jawab atas tubuhnya adalah dirinya sendiri. Hal ini berkaitan juga dengan urusan organ seksnya seperti vagina dan payudara untuk anak putri, dan penis untuk anak putra. Kepada anak harus dijelaskan kaitan antara kebersihan dan kesehatan. Ini bisa menggunakan juga perbandingan kiasan lainnya. Intinya, anak diajak untuk paham dan mau menjaga kebersihan organ seksnya.
Selain fungsi internal, pendidikan seks untuk anak-anak juga memiliki fungsi eksternal yang bertujuan agar anak dapat mengantisipasi pengaruh luar. Sebenarnya, beberapa fungsi internal di atas, jika benar-benar ditanamkan dengan baik, dapat juga membantu anak menghadapi pengaruh negatif dari luar. Terkait dengan fungsi eksternal ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
4. Siapa yang boleh sentuh tubuh anak
Jika anak sudah memahami betapa berharganya tubuhnya, anak akan menjaga supaya tubuhnya itu tidak disalahgunakan oleh orang lain. Anak akan protes jika ada orang lain mencoba menyentuh tubuhnya, terlebih bagian yang sensitif. Namun anak juga perlu diberitahu siapa saja yang boleh menyentuh tubuhnya itu, dengan seizin dirinya atau orangtuanya. Orang-orang yang diperkenankan menyentuh tubuh anak adalah orangtua dan dokter atau tenaga medis. Sekali lagi, mereka harus meminta izin. Akan tetapi, perlu dijelaskan juga alasan mereka menyentuh tubuh anak. Tanpa alasan yang jelas, anak wajib menolak.
5. Soal harga diri
Harus dijelaskan kepada anak bahwa tubuh merupakan pemberian Tuhan. Karena Tuhan itu maha mulia, maka pemberian-Nya pun memiliki nilai mulia. Tubuh manusia sungguh mulia. Kemuliaan tubuh itu membuat diri manusia berharga, baik di mata Tuhan maupun sesama. Karena itu, segala bentuk pencemaran, pelecehan dan perusakan terhadap tubuh merupakan wujud perendahan harkat, martabat dan harga diri manusia.
Dengan ini anak akan berani menolak setiap bujukan atau rayuan sekalipun diiming-imingi hadiah atau uang untuk melakukan tindakan pencemaran atau perusakan tubuh seperti persetubuhan, pornografi atau pornoaksi. Anak akan tahu bahwa tindakan-tindakan itu dapat merendahkan harga diri dan martabat luhurnya.
コメント